Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) KHARISMA
CARA MEMPEROLEH ILMU (EPISTOMOLOGI ILMU)
Dosen
Ilyas Abdullah, M.Pd
Mata Kuliah Filsafat
Ilmu
Semester V (Lima)
Klik untuk mendapatkan File Word
A .PENGERTIAN DAN DASAR EPISTOMOLOGI
1. Pengertian
epistomologi
Istilah epistomologi berasal dari kata “episteme
“ yang berarti pengetahuan, dan “
logos “ yang berarti teori. Secara
etimologi, berarti teori pengetahuan. Epistolomogi merupakan cabang filsafat
yang memperoleh atau menyelidiki tentang asal, susunan, metode, serta
kebenaran penetahuan. Menurut langeveld, teori pengetahuan membicarakan hakikat
pengetahuan, unsur-unsur pengetahuan, dan susunan berbagai jenis pengetahuan;
pangkal tumpuannya yang fundamental, metode- metode dan batas-batasnya. Jadi
epistolomogi merupakan cabang atau bagian daari filsafat yang membahas
masalah-masalah pengetahuan.
Dagobert D Renes menjelaskan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang
filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula
pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan. Epistemologi ini pada
umumnya disebut filsafat pengetahuan.
. Istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh JF
Ferrier pada tahun 1854 Dalam pengertian terminologis ini, Miska Muhammad Amin,
mengatakan bahwa epistemologi terkait dengan masalah- masalah yang meliputi:
- filsafat, yaitu sebagai cabang filsafat yang berusaha mencari hakekat dan kebenaran pengetahuan
- metoda, sebagai metoda, bertujuan mengantar manusia untuk memperoleh pengetahuan, dan
- sistem, sebagai suatu sistem bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu sendiri.
2. Dasar epistomologi
ilmu
Epistomologi atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang
terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode
keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah pemikiran yang
lainnya. Atau dengan perkataan lain, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh
dengan menerapkan metode keilmuan. Karena ilmu merupakan sebagian dari
pengetahuan, yakni pengetahuan yang memilki sifat- sifat tertentu, maka ilmu
dapat juga disebut pengethuan keilmuan. Untuk tujuan inilah, agar tidak terjadi
kekacauan antara pengertian“ ilmu“(science) dan “pengetahuan” (knowledge), maka
kita mempergunakan istilah ‘ ilmu ‘ untuk “ ilmu pengetahuan “.
Ditinjau dari pengetahuan ini, ilmu lebih bersifat merupakan kegiatan daripada
sekadar produk yang siap dikomsumsikan. Kata sifat “ keilmuan ‘ lebih
mencerminkan hakikat ilmu daripada istilah ilmu sebagai kata benda. Kegiatan
ilmu juga dinamis, tidak statis. Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang
apapun, selama hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut
diperoleh dengan mempergunakan metode keilmuan, adalah sah untuk disebut
keilmuan. Orang bisa membahas suatu kejadian sehari-hari secara keilmuan,
asalkan dalam proses pengkajian masalah tersebut, dia memenuhi persyaratan yang
telah digariskan. Sebaliknya tidak semua yang diasosiasikan dengan eksistensi
ilmu adalah keilmuan. Seorang sarjana yang mempunyai profesi bidang ilmu belum
tentu mendekati ilmunya secara keilmuan. Hakikat ilmu tidak berhubungan dengan
title, profesi, atau kedudukan. Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara beerfikir
yang dilakukan menurut persyaratan keilmuan. Semoga hal ini ini bias menggugah
kesadaran kita untuk menempatkan ilmu pada suatu struktur feodalisme yang
terselubung. Ilmu bersifat terbuka , demkratis dan menjujung kebenaran diatas
segala-galanya.
B.SUMBER PENGETAHUAN
Sebagai sumber lahirnya ilmu pengetahuan dan penemuan-
penemuan biasa yang berkenaan dengan timbulnya keheranan diri seorang peneliti
dalam mengamati sesuatu keanehan atau menonjolnya sesuatu gejala yang mendorong
dilakukannya enelitian- penelitian.
Pengetahuandapat kita peroleh dengan menggunakan berbagai
alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut, diantaranya :
1). Empirisme
“ kata ini berasal dari yunani empeirikos yaitu Pengalaman.jadi menurut
aliran ini manusia memperoleh ilmu melalui pengalamannya
pengalaman merupakan factor fundamental dalam pengetahuan manusia. Pendek
kata, apa yang kita ketahui itu berasal dari segala apa yang kita dapatkan
melalui alat indra. Contoh : bagaimana seorang ilmuan bisa mengetahui es
situ dingin? Yakni dengan menyentuh es tersebut dengan alat indera peraba.
Dengan ini muncul aliran empirisme yang dipelopori oleh
john lock. Manusia dilahirkan sebagai kertas putih / meja putih. Pengalamanlah
yang akan memberikan lukisan kepadanya.Dunia empiris merupakan sumber
pengetahuan, utama dalam dunia pendidikan, terkenal dengan teori ‘ tabula rasa
‘ ( teori kertas putih.
2). Rasionalisme (akal )
Aliran ini menyatakan
akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Jadi pengetahuan yang benar diperoleh
dan di ukur dengan akal. Hal ini melahirkan paham tationalisme yang
berpendapat bahwa sumber satu-satunya dari pengetahuan manusia adalah rasio (
akal budinya ) . pelopornya ialah Rene Descartes. Aliran ini sangat mendewakan
akal budi manusia yang melahirkan manusia paham “ intelektualisme ‘ dalam dunia
pendidikan.
Rasio mampu mengetahui kebenaran alam semesta , yang tidak mungkin dapat
diketahui melalui observasi. Menurut rasionalisme, pengalaman tidak mungkin
dapat menguji kebenaran “ hokum sebeb akibat“, sebab peristiwanya yang banyak
tak terhingga itu tidak mungkin dapat observasi. Pengalaman hanya sampai
menggambarkan tidak dapat dibuktikan.
3). Instusionisme
Secara etimologis istilah instusi berarti langsung melihat. Pengertian secara
umum, merupakan suatu metode yang tidak berdasarkan penalaran maupun
pengalaman dan pengamatan indra.kaum institusionis berpendapat bahwa manusia
mempunyai kemampuan khusus , yaitu cara khusus untuk mengetahui yang tidak
terkait kepada indra maupun penalaran.
“Intuisi mengatasi sifat
lahiriah pengetahuan simbolis yang pada dasarnya bersifat analitis dan
memberikan kepada kita keseluruhan yang bersahaja, yang mutlah tanpa suatu
ungkapan, terjemahan atau penggambaran secara simbolis.
Pentingnya pengetahuan yang diperoleh dengan intusi, adalah bahwa pengatahuan
itu bukanlah pengatahuan yang berasal dari luar diri kita, yang bersifat
dangkal, melainkan berasal dari dalam diri kita.
Menurut kaum intusionis,
dengan intuisi kita mengetahui diri kita, mengetahui karakter, perasaan, dan
motif orang lain, serta kita mengetahui, mengalami hakikat yang sebenarnya
tentang waktu, gerak dan aspek-aspeknya yang fundamental dalam jagat raya ini.
Dengan intuisi kita dapat menangkap kenyataan-kenyataan yang konkrit.
4). Wahyu allah
Wahyu allah adalah pengetahuan yang disampaikan oleh allah kepada manusia
lewat para nabi yang diutus –Nya sejak nabi pertama sampai terakhir
sebanyak 25 orang. Wahyu allah ini dikodifikasikan dalam kitab-kitabnya yaitu
taurat, injil, zabur, dan al-qur’an. Wahyu allah ( agama ) berisikan
pengetahuan baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh empiris
maupun yang mencakup permasalahan yang transendal, seperti latar belakang dan
tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya, serta kehidupan diakhirat
nanti dihari kemudian. Pengetahuan ini berdasarkan kepercayaan atau keimanan
kepada allah sebagai sumber pengetahuan, kepada kehidupan diakhirat, kepada
malaikat-malaikat sebagai perantara allah menemui para nabi, kepada kitab-kitab
suci sebagai cara penyampaian.dan kepada para nabi sebagai perantara dan
penerima wahyu tersebut.
Ilmu pengetahuan adalah sebaliknya, yaitu dimulai tanpa dengan kepercayaan,
dengan rasa tak percaya ilmu pengetahuan mulai mengkaji riset, pengalaman,
dan percobaan, untuk sampai kepada kepada kebenaran yang factual.
Demikianlah sumber- sumber pengetahuan, namun di antara semua summer
pengetahuan itu tidak mungkin kontradiksi. Karena kesemuanya berasal dari satu
sumber, yaitu allah. Jika ada terasa kontradiksi maka itu hanya tampaknya saja
, sebenarnya bukan kontradiksi atau pertentangan.
C. ILMU DAN METODE ILMIAH
1.
Pengertian Ilmu (science)
Kata “ilmu” merupakan
terjemahan dari kata “science”, yang secara etimologis berasal dari kata
latin “scire”, yang artinya “to know”. Dalam pengertian yang
sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Menurut Drs. H. Burhanuddin Salam dalam bukunya Logika
Material filsafat ilmu pengetahuan, ilmu itu pada prinsipnya merupakan usaha
untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan Common sense (pengetahuan
biasa), suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Istilah science
dipergunakan untuk menjelaskan kerangka dari sistematika pengetahuan, termasuk
didalamnya tentang hipotesis-hipotesis, teori-teori dan hukum yang telah
dihasilkan oleh para ilmuan dari tahun ke tahun. Pengetahuan ini sebagian
bersifat teoritis, yang berlawanan dengan keterampilan praktis dan seni.
2.
Metode ilmiah
Metode ilmiah merupakan
prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Tidak semua
pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan yang cara mendapatkannya
harus memenuhi syarat-syarat tertentu atau yang disebut dengan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan
pengetahuan secara ilmiah. Atau dengan perkataan lain, pengetahuan yang
diperoleh dengan mempergunakan metode ilmiah dapat digolongkan kepada pengetahuan
yang bersifat ilmiah: disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara pendek disebut
ilmu.
Metode ilmiah dapat dideskripsikan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penemuan dan penentuan masalah. Disini secara sadar kita
menetapkan masalah yang akan kita telaah dengan ruang lingkup batas-batsnya.
Ruang lingkup permasalahan ini harus jelas. Demikian juga dengan
batas-batasnya, sebab tanpa kejelasan ini kita akan mengalami kesukaran dalam
melangkah kepada kegiatan berikutnya, yaitu perumusan kerangka masalah.
2) Rumusan kerangka masalah: usaha untuk mendiskripsikan
maalah dengan lebih jelas.
3) Pengajuan hipotesis yaitu usaha untuk memberikan
penjelasan sementara mengenai sebab akibat yang mengikat factor-faktor.
4) Deduksi dari hipotesisi yaitu langkah perantara dalam
usaha kita untuk menguji hipotesis yang diajukan
5) Pembuktian hipotesis yaitu usaha untuk mengumpulkan
fakta-fakta sebagaimana yang disebutkan diatas
6) Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah yaitu hipotesis
yang kebenarannya telah terbukti dan dianggap menjadi pengetahuan baru dan
diterima sebagai bagian dari ilmu.
D. BEBERAPA JENIS-JENIS METODE ILMIAH
1. Observasi
Di dalam
metode observasi meliputi pengamatan indrawi, seperti melihat , mendengar,
menyentuh, meraba, dan lain-lain, juga didalamnya termasuk bahwa kita
sadar, berada dalam situasi yang bermakna dengan berbagai fakta yang saling
berhubungan.
2.
Trial and error
Metode trial and
error (coba-salah) atau metode trial and success (coba -hasil),
digunakan oleh para ilmuan untuk mencoba berbagai hipotesis, dan oleh
orang-orang yang mempunyai pandangan filosofis dipergunakan untuk mentest ide (
cita, konsep ) dan sistem berpikir yang koheren dan menguji fakta
serta kemantapan logika. Pemecahan yang menyenangkan akan memberikan kepuasan,
dan hal itu merupakan bagian kepercayaan yang diterima.
Adapun salah satu cara dalam metode ini adalah berfikir reflektif,
pemecahan diselesaikan dalam imijinasi, yakni mengecek mana yang cocok
dan mana yang tidak,mana yang tepat dan mana yang tidak tepat.
3.
Metode Eksprimen
kegitan eksprimen adalah
berdasarkan pada prinsip metode penemuan sebab akibat dan pengujian hipotesis.
Dalam eksprimen, didalamnhya termasuk masalah “ manipulasi” dan pengawasan (control
sekalipun observasi (pengamatan) dan “trial and error “
telah banyak digunakan secara luas tetapi keduanya terbatas. Perkembangan yang
sangat besar dalam penelitian ilmiah adalah kemungkinan ditemukan teknik
pengawasan, dan sekaligus digunakan dalam suatu percobaan, dimana si pengamat
mengontrol kondisi – kondisi yang berhubungan dengan subjek yang sedang
ia pelajari. ia kemudian memanipulasi kondisi – kondisi ini, pada suatu saat ia
mengubah satu factor tertentu, kemudian ia mencatat akibat-akbatnya.
4.
Metode Stastik
Istilah statistik
berarti pengetahuan tentang mengumpulkan, menganalis, dan menggolongkan
bilangan data sebagai dasar induksi. Metode ini digunakan dalam berbagai
kehidupan sehari-hari , dalam perdangan, peredaran uang dan berbagai ilmu
pengetahuan; menghitung, mengukur, merata-ratakan, min, median, dan pengukuran
– pengukuran korelasi,dan memungkinkan kita untuk membuat penjelasan yang cermat
, jelas, dan terperinci.
5.
Metode Sampling
Terjadinya sampling,
yaitu ketika kita mengambil beberapa anggota atau bilangan tertentu dari suatu
kelas atau kelompok berbagai wakil dari keseluruhan kelompok tersebut dapat
mewakili secara keseluruhan atau tidak.
6.
Metode Berfikir
Reflektif
metode ini umumnya
melalui enam tahap
a.
Adanya kesadaran kepada
sesuatu permasalahan
b.
Data yang diperoleh dan
relavan yang harus dikumpulkan
c.
Data yang terorganisasi.
d.
Formulasi hipotesis.
e.
Deduksi harus berasal
dari hipotesis.
f.
Pembuktian kebenaran
verifikasi.
E.POSTULAT ILMIAH
Dalam bahasa Inggris: postulate. Bahasa latinnya postulatum, dari postulare
yang artinya meminta, menuntut. “Postulat adalah
pernyataan yang dibuat untuk mendukung sebuah teori tanpa dapat dibuktikan
kebenarannya. Contohnya adalah postulat Einstein dalam relativitas khusus
tentang kecepatan cahaya.Seperti telah dijelaskan bahwa postulat atau patokan
pikir itu adalah “suatu keterangan yang benar”, yang kebenarannya itu dapat
diterima tanpa harus diuji atau dibuktikan lebih lanjut, digunakan untuk
menurunkan keterangan lain sebagai landasan awal untuk menarik suatu
kesimpulan.”
Orang yang berkecimpung dalam sains biasanya bergerak ke
depan dalam pemikirannya atas dasar asumsi postulat, aksioma dan
kondisi-kondisi tettentu:
Adapun prinsip dari poustulat adalah :
a) Prinsip Kausalitas adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab
dan dalam situasi yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek yang sama
b) Prinsip Prediktif Uniformatif (prinsip ramalan yang sama) mengatakan bahwa
sekelompok kejadian akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di
kemudian hari sama dengan apa yang mereka perlihatkan pada masa yang lalu atau
sekarang
c) Prinsip Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak memihak
mengenai berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat dihayati dengan
cara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang normal. Maksud dari sikap ini
adalah untuk menghilangkan berbagai unsur subjektif dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian
kepada hal yang sedang dipelajari
d) Prinsip
Empirisme mendorong si penyelidik
untuk menganggap bahwa kesan dari indranya dapat dipercaya dan bahwa ia
dapat mengkonsep kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta yang telah dialaminya.
Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan eksperimen dan semua
itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.
e) Prinsip Kehematan atau parsimony mengatakan bahwa oleh karena
banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling sederhana dan
menganggapnya sebagai yang paling benar. Prinsip ini mengekang adanya keruwetan
yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita terhadap keterangan yang berbelit-belit.
Prinsip ini biasanya disebut “pisau cuk Occam” untuk mengingatkan kita kepada William
of Occam, seorang filsuf Inggris pada abad ke-14 yang mengatakan bahwa
kesatuan tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan (entities
should not be multiplied beyond necessary).
f) Prinsip Isolasi atau segregation menghendaki agar fenomena yang
diselidiki itu dipisahkan dari yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.
g) Prinsip Kontrol
mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk melakukan
eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor yang berbeda-beda pada waktu yang sama,
dan ekperimen tidak dapat diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen
dilakukan, hasilnya mungkin tidak benar.
F.
STRUKTUR
ILMU PENGETAHUAN
Keserbanekaan masalah dalam suatu penelitian menyebabkan
adanya kebutuhan untuk memberikan penjelasan, ramalan, dan batasan,
yang harus sesuai dengan system ilmu itu sendiri. Karna kita ketahui bahwa pada
dasarnya ilmu merupakan kumpulan pengetahuan bersifat menjelaskan berbagai
gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai
gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.
A.
Penjelasan
1.
Penjelasan Logis
a). Penjelasan Deduktif
penjelasan ini terdiri dari serangkaian tindakan berpikir
untuk menarik kesimpulan berdasar hal-hal yang bersifat umum, dengan
demikian dalam penjelasan deduktif diperlukan adanya suatu pernyataan yang
bersifat umum yang digunakan sebagai pangkal tolak atau dalil. Contoh : semua
manusia adalah fana, Socrates adalah manusia, maka sokrates adalah fana.
b). penjelasan induktif.
Penjelasan ini atau disebut juga sebagai penjelasan
kausal, adalah penjelasan yang mempergunakan pangkal tolak pada hal-hal khusus,
tertentu, untuk sampai pada hal yang umum. Contoh. dengan mengamati pantai
yang dihubungkan dengan peredaran bulan sehingga dicapai suatu kesimpulan bahwa air
laut akan naik atau pasang bila bulan dalam keadaan purnama
2.
Penjelasan Probalistik
Penjelasan probalistik
atau keadaan boleh jadi adalah apabila terdapat suatu pernyataan yang tak
dapat dijawab secara pasti yang biasa dikemukakan dengan kata–kata “
mungkin “,‘ hampir”, atau “boleh jadi” contoh : mengapa mahasiswa iran menyandera
staf kedutaan amerika diteheran?
3.
Penjelasan Finalistik
Penjelasan finalistik adalah penjelasan dengan berpangkal
tolak atau mengacu pada tujuan, atau menerangkan sesuatu dari segi kegunaan.
Contoh : mengapa manusia mempunyai mata.? Walaupun ini bentuknya sederhana
tetapi jawabanya adalah langsung menunjuk kegunaan mata.
4.
Penjelasan Histories Atau
Genetic
Penjelasan ini berusaha untuk menjawab pertanyaan mengapa
sesuatu itu terjadi. Jelas ini menuntut suatu jawaban tentang sesuatu yang
terjadi pada waktu lampau. Contoh : mengapa seseorang mempunyai karakteristik
tertentu?
5.
Penjelasan Fungsional Atau Teologis
Penjelasan ini adalah bentuk penjelasan yang hendak
memberikan gambaran atas sesuatu dengan mengemukakan apa yang diselidiki dalam
hubungannya dengan tempat atau kejadian yang sedang diteliti dalam keseluruhan
system dunia objek tersebut berada. Contoh : mengapa kita harus
menghormati bahasa nasional kita ? penjelasan ini secara fungsional dijelaskan
agar dapat lebih mempertebal rasa patriotik dan menumbuhkan rasa persatuan nasional
yang utuh.
B.
Ramalan
seorang ilmuwan yang
baik tidak lekas puas Karena hal yang berupa kebenaran yang telah dicapai, jika
belum diuji dengan cara yang sesuai dengan masalahnya, maka diperlukan ramalan
atau prediksi. Adapun bentuk- bentuk ramalan yang banyak dipakai diantaranya :
1.
Ramalan Menurut Hokum.
Bentuk ramalan yang
paling tua adalah ramalan yang berupa dan berpangkal tolak pada
keajegan-keajegan. Keajegan ini diperlukan untuk memecahkan atau menghampiri
suatu permasalah yang hamper mirip baik dalam ilmu social maupun ilmu alam,
karena hokum adalah suatu keteraturan yang fundamental, yang dapat diterapkan
pada setiap keadaan atau persoalan.
2.
Ramalan Menurut Struktur
ramalan ini secara
langsung mampu memperhitungkan untuk keadaan dimasa akan datangberdasar pada
suatu kemajuan, baik yang vertical maupun horizontal.
3.
Ramalan Menurut Proyeksi .
ramalan ini mempelajari
kejadian-kejadian yang terdahulu sehingga diperoleh suatu pernyataan
berdasarkan kejadian itu.
4. Ramalan Menurut
Utopia.
Ramalan ini berdasarkan
pengetahuan teoritis yang sekarang dimiliki untuk mengetahui kejadian dan
keadaan dimasa yang akan dating.
C.
Batasan Atau Pengontrol.
Batasan adalah
pengertian yang lengkap tentang sesuatu istilah dimana tercakup semua unsur
yang menjadi ciri penentu atau utama dari istilah itu, dengan kata lain adalah
pengertian yang berupa suatu proposisi yang diterima secara umum
untuk mencapai tujuan yang khusus dari penjelasan itu.
Batasan merupakan suatu pernyataan yang banyak dipentingkan dalam ilmu, karena
dengan batasan, persoalan yang ingin diselesaikan tidak akan jauh menyimpang
karena batasan memberikan arah tentang sesuatu istilah yang dipergunakannya
itu.
1.
Syarat Batasan.
a.
Suatu batasan hendaknya menyatakan ciri-ciri yang khas
(hakiki ) dari apa yang diberi batasan.misalnya “manusia adalah mahluk yang
berfikir “
b.
Batasan tidak boleh memuat istilah yang sinomin dengan
definiendum ( dari apa yang diberi batasan ), karena jika dilakukan tidak
menjelaskan mengenai sesuatu, suatu batasan tidak mempergunakan istilah yang
berputar –putar. Misalnya ” ilmu kehutanan adalah ilmu yang mempelajari tentang
hutang” .
c.
Batasan hendaknya tidak terlalu luas, tetapi
ungkapan yang singkat. Misalnya “ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang
teratur”.
d.
Batasan tidak boleh dinyatakan secara negatif misalnya
“mati adalah tidak hidup”.
e.
Batasan tidak dinyatakan dalam bahasa kiasan atau
pleonasme yang mengaburkan . Misalnya ,” pencuri itu adalah orang yang panjang
tangan’.
G. SIKAP ILMIAH DARI
ILMUWAN .
Sikap ilmiah ialah merupakan suatu pandangan seseorang terhadap cara
berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah kecendurengan
untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berfikir yang sesuai dengan
keilmuan tersebut. Adapun dintaranya adalah sebagai berikut :
1)
objektivitas ,
artinya bahwa ia berpikir harus sesuai dengan objeknya, dengan peristiwa, atau
benda-bendanya yang memang ia pelajari, dan yang ia selidiki.
2)
sikap relatif, sikap relatif merupakan
suatu keharusan dalam ilmu, karena ilmu hanya berhubungan dengan dunia
fenomena yang penuh dengan perubahan, selalu mengalami perkembangan. Ilmu tidak
mencoba sesuatu yang mutlak, karma apa yang dihasilkan ilmu sekarang dapat
digugurkan oleh hasil penemuan – penemuan baru.
3)
sikap skeptif
,maksudnya memiliki pandangan yang ragu-ragu terhadap sesuatu ide. Dengan
keraguan ini biasanya seorang ilmuwan akan lebih bersikap kritis terhadap sesuatu
atau peristiwa, tidak akan mudah untuk mengikatkan dengan sesatu paham
atau politik tertentu.
4)
kesabaran intelektual. Suatu penelitian ilmiah memerlukan kesabaran untuk
mengumumkan hasilnya tidak tergesa-gesa. Bekerja dalam ilmu harus sistematis ,
teliti, dan tekun. Hal ini supaya jangan ada suatu kesimpulan yang
kontriversial.
5)
kesederhanaan.
Kesederhanaan merupakan sikap ilmiah , artinya sederhana dalam berfikir, dalam
cara menyatakan, dalam cara pembuktian. Bahasa yang digunakan harus jernih,
jelas dan terang, tidak mengambarkan emosional, peneliti yang akhirnya dapat
mengaburkan hasil penelitiannya sendiri.
6)
tidak memihak kepada etik. Ilmu tidak mengadakan penilaian tentang baik dan
buruknya sesuatu yang diteliti. Ilmu hanya mengajukan deskripsi benar atau
salah secara relatif. Namun pada akhirnya kalau sampai kepada penggunaan
hasil ilmu tadi tetap akan berhubungan dengan etika tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
H. Burhanuddin salam, logika
materiil ( filsafat pengetahuan ) , jakarta : Pt rineka cipta,1997
Juhaya S. Praja ,
aliran –aliran filsafat dan etika , jakarta : kencana prenada media group ,
2003 h : 32
Jujun
S. Surisumantri, filsafat Ilmu (sebuah pengantar popular), (jakarta:
Pustaka Sinar Haraapan, 2001), h. 119.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu