"Berilmu dulu sebelum berkata
dan bertindak"

Senin, 21 Mei 2012

Saatnya Membangun Keluarga Sakinah


Mahligai rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak merupakan komunitas terbaik dan efektif untuk mewujudkan harmonisasi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, harapan akan terwujudnya rumah tangga yang sakinah mawaddah wa ar-rahmah, tenteram dan sejahtera, cukup akan sandang, punya papan, adalah harapan setiap keluarga muslim.
Mereka pun berharap agar rumah tangganya di bawah naungan rahmat Ilahi, anak-anaknya tumbuh dewasa dalam ketaatan kepada Allah dengan kualifikasi yang ideal; cerdas otaknya, kuat fisiknya, dan mulia akhlaknya. Untuk mewujudkan ini semua, diperlukan sumber daya (washilah al-hayat). Caranya, seorang muslim harus terus berikhtiar mencari sumber daya yaitu dalam hal ini uang untuk mencukupi kebutuhan dan harapan – harapannya. Otomatis, seluruh aktivitas hidupnya seperti halnya mengelola ekonomi dan keuangan keluarganya akan menjadi sarana untuk mencapai keberkahan dan keridhaan Ilahi.
Untuk dapat mengelola keuangan keluarga, diperlukan pemahaman yang benar mengenai konsep dasar dalam berikhtiar dan juga berkonsumsi. Sehingga harta yang merupakan amanah dari Allah SWT tidak disalah fungsikan tetapi digunakan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Bagi seorang Muslim, kelapangan dan kesempitan rezeki merupakan ujian yang mau tidak mau harus dihadapi. Tidak saja dengan rasa syukur dan sabar, tetapi kita harus kreatif, optimis, dan tentu saja belajar dengan gaya hidup yang barakah yaitu “Sedikit rezeki tapi mencukupi daripada banyak rezeki tetapi melalaikan. Walaupun akan lebih ideal, jika banyak rezeki dan tidak melalaikannya”.
Jangan salah…., Keluarga Sakinah bukan berarti keluarga yang tidak pernah menghadapi persoalan – persoalan hidup termasuk juga bukan keluarga yang tidak pernah menghadapi kesulitan ekonomi. Baiti Jannati (Rumahku Surgaku) merupakan ungkapan yang menggambarkan harmonisasi keluarga sakinah. Seperti harmonisasi Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini berpasang-pasangan. Allah tidak hanya menciptakan Pagi tapi juga Malam, Dia menciptakan Langit serta Bumi dan tidak lupa menciptakan Pria dan Wanita agar nantinya mereka bisa menjadi pasangan Suami Istri, yang dapat saling memberi ketenangan jiwa, kedamaian hati, kebahagiaan hidup dan kemantapan dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Di dalam keluarga sakinah mengandung makna yang sangat dalam, kata Sakinah berarti “Ketentraman Jiwa”. Seperti contoh cerita di samping. Kata sakinah ini menjelaskan perasaan cinta dan kerinduan serta perasaan kasih sayang pasangan suami istri. Dari hubungan yang terjalin, nantinya akan saling memberikan kebahagiaan bagi satu sama lain. Keluarga sakinah, sama seperti keluarga pada umumnya, penuh dengan dinamika kehidupan. Bedanya di dalam keluarga sakinah, semua persoalan keluarga yang dihadapi akan diselesaikan dengan standar Islam. Keluarga sakinah tidak dibangun atas dasar prasangka negatif satu sama lain, tetapi di dalamnya ada sikap saling percaya antara suami istri. Untuk itu ada beberapa “ Tips Membangun Keluarga Sakinah” diantaranya :
a) Suami istri harus berkomitmen menjadikan syariat Islam sebagai dasar dalam mewujudkan keluarga sakinah
b) Membangun keluarga atas dasar saling mempercayai, mencintai, mengasihi dan menyayangi karena Allah SWT
c) Suami istri harus menjadi partner yang sinergi dalam keluarga
d) Suami istri melaksanakan kewajiban masing-masing secara baik
e) Senantiasa membangun komunikasi efektif, menyelesaikan setiap masalah rumah tangga dengan musyawarah dan kepala dingin
f) Masing-masing selalu berlomba dalam amal kebaikan dan berlomba mewujudkan keluarga sakinah
g) Bersikap Qana'ah (menerima apa adanya dan merasa cukup dengan anugerah, nikmat serta rahmat Allah SWT)
Tujuan berumah tangga sudah tentu untuk menggapai ridha Allah, melalui keluarga sakinah mawaddah wa ar-rahmah. Padahal tidak dapat kita pungkiri lagi, di jaman sekarang ini masalah keluarga dalam kehidupan rumah tangga adalah masalah keuangan. Bahkan tidak jarang, keluarga yang hancur karena konflik keuangan, mereka tidak memahami apa fungsi harta yang mereka miliki dan bagaimana cara mengelolanya yang benar. Malah terkadang, tidak sedikit mereka menggadaikan agamanya menjadi Murtad agar terbebas dari belenggu kemiskinan. Maka, disinilah perlunya perencanaan dan pengontrolan keuangan keluarga sehingga rezeki yang diterima berapa pun jumlahnya akan tetap mengandung nilai barakah, Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu