"Berilmu dulu sebelum berkata
dan bertindak"

Jumat, 10 Maret 2017

اُسْرَتِى جَنَّتِى

Keluargaku Syurgaku
Setiap makhluk yang hidup di dunia ini bisa dikatakan akan memiliki sebuah keluarga pada saat mereka sudah mulai beranjak dewasa. Berkumpul, bersatu dan menjalani kehidupan bersama dengan sesama jenisnya demi kelestarian hidup jenisnya di masa yang akan datang.
Baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan akan memiliki pasangan hidup yang menemaninya, menjalani kehidupan baik suka maupun duka. Akan tetapi pengertian keluarga dalam konteks manusia hasilnya akan berbeda dengan pengertian keluarga dalam konteks hewan ataupun tumbuhan. 
Dalam konteks manusia sendiri, anjuran berkeluarga sudah sangat ditekankan baik agama maupun negara. Memiliki sebuah keluarga akan berdampak kepada kelestarian manusia di masa yang akan datang, jumlah manusia pun akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah suatu keluarga. Keluarga adalah pusat perkumpulan dan poros untuk melestarikan tradisi-tradisi serta tempat untuk menyemai kasih sayang dan emosional. Keluarga juga ibarat landasan sebuah komunitas dan ketahanannya akan mendorong ketangguhan sebuah masyarakat. Dalam ranah sebuah negara, keluarga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan anak-anaknya dan pembangunan sebuah bangsa ini. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan menyakinkan. 
Dalam segi psikologi, keluarga juga memiliki peranan penting dalam merendam emosi, mencegah depresi, dan memberi dampak-dampak psikis lain bagi seseorang. Misalnya seorang anak yang kehilangan orang tuanya biasanya akan larut dalam kesedihan, diliputi rasa takut, bersikap emosi dan kehilangan rasa tenang. Disini terlihat kontribusi positif keluarga dalam menjaga kesehatan mental dan memberi ketahanan terhadap tekanan-tekanan jiwa dan depresi. 
Dalam segi sosiologi, kata “keluarga” berarti kesatuan kemasyarakatan (sosial) berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Keluarga merupakan agen sosialisasi seseorang yang pertama. Di dalam keluarga lah seseorang pertama kali merasakan berinteraksi dengan orang lain. Contohnya saja ketika ibu melayani keperluan si bayi seperti menggendong, memberi makan, memandikan, dan memberikan kenyamanan. Dalam Islam ada istilah “keluarga sakinah” yang memiliki arti sebagai pengertian keluarga yang tenang, tentram, bahagia dan sejahtera lahir batin. Munculnya istilah keluarga sakinah sesuai dengan 

firman Allah SWT dalam surah Ar-Rum (30) : 21, yang artinya: Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. 

Dari ayat tersebut dapat kita tarik sebuah tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mencari ketenangan dan ketentraman atas dasar mawaddah wa rahmah, saling mencintai, dan penuh rasa kasih sayang antara suami istri. Keluarga merupakan tempat dimana kita dapat merasakan ketentraman lahir maupun batin. Sosialisasi antar keluarga harus tetap terjaga agar kedepannya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah bisa tetap di rasakan oleh anggota-anggota keluarga tersebut. Jadikanlah keluargamu sebagai tempat perlindunganmu, tempat dimana kita semua dapat merasakan sebuah surga di dunia ini, walaupun surga kita ini tidak abadi namun setidaknya kedamaian dan ketentraman ala surga duniawi sudah dapat kita raih dan rasakan. 

Keluargaku Surgaku !!! Usyratii Jannatii !!!


oleh : Ilyas Abdullah, M.Pd



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu